Kopi Gligi Madiun Naik Kelas! Mahasiswa PPG UNIPMA Hadirkan Inovasi Drip Bag
Dukuh Gligi, Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, mendapat sentuhan baru yang segar. Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas PGRI Madiun (Universitas PGRI Madiun) dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) membuat gebrakan lewat program bertajuk “Strategi Rebranding Kopi Gligi: Pengembangan Produk Melalui Kemasan Kreatif (Drip Bag Coffee) dan Penyajian Praktis.”
Digelar, Senin, 28/04/2025, kemarin, kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian dan pengabdian masyarakat yang mengusung pendekatan ekonomi kreatif. Tujuannya mendongkrak daya jual dan daya saing Kopi Gligi, seduhan khas Desa Kepel yang selama ini hanya beredar dari mulut ke mulut dan pasar tradisional.
Padahal, secara teknis, Kopi Gligi sudah cukup modern. Proses pengolahannya menggunakan mesin sangrai dan grinder mutakhir, sementara SDM-nya pun terdiri dari pemuda-pemudi lokal yang antusias dan terus belajar. Sayangnya, keterbatasan pengemasan dan strategi pemasaran membuat potensi besar itu belum maksimal.
Melihat hal itu, tim mahasiswa PPG PBSI Universitas PGRI Madiun hadir membawa solusi. Mereka memperkenalkan kopi dalam bentuk drip bag, sebuah kemasan praktis berupa kantong saring sekali seduh, mirip teh celup. Konsumen hanya perlu menggantungkan kantong di bibir cangkir, lalu menyeduhnya dengan air panas. Simpel, higienis, dan tetap mempertahankan cita rasa khas Kopi Gligi.
“Kami ingin produk lokal ini punya nilai tambah. Lewat inovasi kemasan dan strategi pemasaran daring, kami berharap Kopi Gligi bisa menembus pasar yang lebih luas tanpa kehilangan jati dirinya,” ujar Muhammad Mustami’in, S.Hum., selaku Ketua Pelaksana kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tak berjalan sendiri. Mereka didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah Proyek Kepemimpinan, Dr. Agung Nasrullah Saputro, S.Pd., M.Pd, serta Dr. Panji Kuncoro Hadi, S.S., M. Pd., yang turut memberi pelatihan langsung di lapangan.
Suasana kegiatan pun dibuat santai dan nonformal, diskusi mengalir sambil menyeruput seduhan kopi berlabel “Gligi DripCo,” brand baru yang mereka usung dalam kemasan.
Tak hanya tim penggerak, kegiatan ini juga melibatkan tokoh masyarakat setempat. Kepala Dusun Gligi, Bambang, S.Hi., berperan penting sebagai mitra sekaligus operator mesin sangrai. Ia juga memberikan dukungan penuh mulai dari perizinan hingga penyediaan lokasi.
Apresiasi datang dari berbagai pihak. Dr. Panji Kuncoro Hadi, S.S., M. Pd., menuturkan bahwa kegiatan ini disambut antusias oleh Kamituwo dan para pemuda Gligi. “Mereka merasa ide ini membuka peluang baru dan mendorong promosi potensi lokal,” ujarnya.
Salah satu tamu undangan, Della, menyebut program ini sebagai angin segar. “Gebrakan drip bag dan pemasaran online sangat inspiratif. Pelaku usaha lokal jadi lebih semangat, sementara penikmat kopi bisa mencicipi cita rasa dengan cara yang lebih praktis namun tetap otentik,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini diharapkan mampu memberi bekal keterampilan dalam hal pengemasan, penyajian, hingga pemasaran produk secara modern. Harapannya, Kopi Gligi tak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga bisa bersaing di pasar yang lebih luas dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat Dukuh Gligi secara berkelanjutan.