Ngabuburit Ala UKM Reyog Taruna Adhinanta UNIPMA: Menyatu Dalam Irama Budaya dan Kebersamaan 

Suasana menjelang berbuka puasa di lingkungan gedung CSC Universitas PGRI Madiun (Universitas PGRI Madiun) saat itu terasa berbeda dari biasanya. Lantunan irama tabuhan khas Reyog menggema, mengiringi gerakan lincah para penari jathil, ganongan, hingga tarian dadak merak yang megah. Itulah momen istimewa dalam kegiatan “Ngabuburit Ala UKM Reyog”, yang menjadi agenda rutin di bulan Ramadan.

Kegiatan yang berlangsung pada bulan Maret 2025 itu bukan sekadar ajang menanti waktu berbuka. Lebih dari itu, ngabuburit ala UKM Reyog Taruna Adhinanta menjadi panggung pelestarian seni budaya sekaligus hiburan bagi masyarakat kampus.

Ketua pelaksana kegiatan, Aris Syaifuddin, menjelaskan bahwa acara ini tak hanya sebagai media ekspresi seni, tetapi juga sebagai bentuk promosi budaya kepada masyarakat luas. “Kami ingin mengenalkan Reyog sebagai salah satu seni warisan bangsa yang patut dijaga dan dibanggakan, terutama oleh generasi muda,” ujarnya, Selasa, 25/05/2025, saat diwawancarai.

Kegiatan dimulai dengan tabuhan musik khas Reyog, mengiringi tarian jathil dan ganongan, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan dadak merak yang berkeliling di area sekitar gedung. Seusai pertunjukan, para anggota dan pengurus UKM Reyog berkumpul dalam suasana hangat untuk berbuka puasa bersama dan mengabadikan momen lewat sesi foto bersama.

Acara berlangsung meriah dan penuh semangat. Salah satu anggota UKM Reyog, Alviona Regita, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini. “Sangat antusias tentunya karena kegiatan tersebut juga dapat memperdalam ikatan silaturahmi antara anggota dan pengurus, sekaligus bisa turut andil dalam melestarikan budaya Reyog di lingkungan kampus,” ungkapnya.

Kegiatan ini tidak hanya memupuk semangat kebudayaan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antaranggota UKM. Harapannya, momen seperti ini dapat terus dipertahankan dan dikembangkan di tahun-tahun berikutnya, sehingga seni Reyog tetap hidup dan menjadi kebanggaan bersama.

“Melalui kegiatan ngabuburit dan buka bersama, kami berharap bisa memperkuat solidaritas, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan terus menjaga Reyog sebagai identitas serta warisan budaya bangsa,” tutup Aris.