Panggung seni tari dalam ajang Pekan Olahraga dan Seni Nasional Mahasiswa (PORSENASMA) V PT PGRI 2025 kembali mencuri perhatian. Bertempat di Warung Garasi, Kota Madiun, Rabu (6/8), 76 peserta dari 17 perguruan tinggi PGRI se-Indonesia saling unjuk kebolehan dalam kompetisi tari kreasi bertema “Eksistensi Kearifan Lokal sebagai Identitas Daerah”.

Setiap penampil menyuguhkan tarian yang tak hanya menonjolkan teknik gerak yang kuat, namun juga mengangkat cerita lokal, dari budaya, kuliner, adat istiadat, hingga mata pencaharian khas daerah masing-masing.

Penanggung jawab cabor seni tari, Sesaria Prima Yudhaningtyas, M.Pd., mengungkapkan apresiasinya atas kreativitas para peserta. “Semua karya sangat kreatif, tiap peserta mampu mengolah dan menyajikan dengan konsep yang beragam,” ujarnya.

Penilaian dilakukan secara ketat oleh dewan juri yang terdiri dari tokoh di dunia tari. Mereka adalah Dr. Joko Winarko, M.Sn., seorang komposer dan seniman tari asal Surabaya, Dedy koreografer asal Ponorogo yang kerap tampil di panggung festival nasional, serta Pariska dari Pasuruan, akademisi sekaligus pembina sanggar yang aktif di dunia tari profesional.

“Aspek yang dinilai mencakup kepenarian (teknik dan penghayatan), penyajian (keselarasan kostum, gerak, dan tema), hingga konsep garapan yang menunjukkan inovasi.” tambah Sesaria Prima Yudhaningtyas, M.Pd.

Dari persaingan ketat tersebut, Universitas PGRI Kalimantan berhasil meraih Juara 1. Disusul Universitas PGRI Mahadewa di posisi kedua dan Universitas Nusantara PGRI Kediri di posisi ketiga. Untuk kategori harapan, Universitas Bhineka PGRI menempati Harapan 1, Universitas PGRI Jombang sebagai Harapan 2, dan Universitas PGRI Lumajang meraih Harapan 3.

Sesaria Prima Yudhaningtyas, M.Pd., berharap ajang ini tidak berhenti pada kompetisi semata, namun menjadi ruang pembelajaran kreatif bagi para mahasiswa. “PORSENASMA bukan sekadar lomba. Ini adalah ruang tumbuh bagi seniman muda kampus untuk berani menuangkan ide dan menciptakan karya utuh,” pungkasnya.

PORSENASMA V PT PGRI 2025 pun kembali menegaskan posisinya sebagai ajang bergengsi yang tidak hanya menampilkan kekuatan olahraga, tetapi juga menjunjung tinggi keberagaman dan kekayaan budaya bangsa.